Friday, May 17, 2013

Contoh BAB I dari Skripsi yang Saya Buat









PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI UPT PANTI WREDHA
BUDHI DHARMA PONGGALAN UMBULHARJO
YOGYAKARTA TAHUN 2012


SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan
Yogyakarta








Disusun Oleh :
WHIDI PURNOMO
91100009




PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2012






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini hipertensi masih merupakan masalah yang cukup penting dalam pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan angka prevalensi hipertensi yang cukup tinggi di Indonesia. Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka kejadian hipertensi didunia cukup tinggi yaitu 10% dari populasi dunia. Data Hypertansion League Brochure 2009 menyebutkan bahwa hipertensi diderita lebih dari 1,5 miliar jiwa diseluruh dunia dan garam yang berlebihan adalah faktor utama dalam meningkatkan tekanan darah.
Menurut AHA ( American Heart Association) di Amerika, tekanan darah tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu-pertiga mencapai target darah yang optimal/normal. Sebanyak satu milyar orang didunia atau satu dari empat orang dewasa menderita penyakit hipertensi, bahkan di perkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025 (Wahdah, 2011).
Menurut Constantanides (1994) Usia lanjut atau lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Bandiyah, 2009).
Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia meningkat menjadi 9,99% dari seluruh penduduk indonesia (22.277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 tahun dan pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,09% (29.120.000 lebih) dengan umur harapan hidup 70-75 tahun. Penyebab kematian karena penyakit jantung pembuluh darah (kardiovaskuler) dan tuberkulosa, pada saat ini menduduki urutan pertama pada kelompok lansia, selanjutnya kanker dan ketiga stroke (Bandiyah, 2009).
Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 2009 di indonesia menunjukkan prevalensi tekanan darah tinggi cukup tinggi, yaitu 83 per 1000 anggota rumah tangga sekitar 0,15% dari jumlah tersebut di derita oleh lansia dan dari data statistik Dinas Kesehatan RI diketahui bahwa prevalensi penderita hipertensi di indonesia pada tahun 2009 mencapai 0,15% dan prevalensi hipertensi pada lansia mencapai 0,37 % (Depkes RI, 2010).
Di Daerah Istimewa Yogyakarta Prevalensi hipertensi saat  ini menduduki peringkat atas sebesar 47,7% di perkotaan, sedangkan di daerah pedesaan mencapai 51,7%). Berdasarkan studi pendahuluan di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo tanggal 11 Desember 2012 di dapatkan jumlah lansia yang tinggal disana sebanyak 52 orang 19 laki-laki dan 33 wanita,31 orang di antaranya adalah lansia yang menderita hipertensi.
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer atau the silent disease, karena pada umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksa tekanan darahnya. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential) (Palayukan, 2009).
Menurut Casey (2006) bila negara dengan gaya hidup paling tidak aktif dan memiliki kelebihan berat badan dalam sejarah manusia juga memiliki prevalensi tertinggi terhadap penyakit jantung. Tanpa terkecuali, penelitian populasi tentang aktivitas fisik dan kesehatan menunjukkan bahwa gaya hidup kurang aktif menempatkan anda pada risiko penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan jenis kanker tertentu. Faktanya, sisi lain juga benar bahwa aktifitas fisik yang teratur berkaitan dengan banyak manfaat kesehatan, termasuk mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi.
Menurut Coope (1997) beberapa cara berikut membantu menurunkan tekanan darah pada lansia antara lain mengurangi berat badan yang berlebih, mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi alkohol dan rokok, mengurangi intake garam pada makanan, pola makan makanan tinggi kalium dan kalsium serta rendah natrium dan melakukan olah raga ringan secara teratur.
Jenis olahraga yang bisa di lakukan antara lain adalah senam lansia. Pada senam lansia ada gerakan pemanasan dan pendinginan dan gerakan inti setiap latihannya. Gerakan pada latihan ini juga harus terkontrol dan menghindari gerakan memelintir dan hiperekstensi berlebih pada punggung dan leher. Lama latihan berlangsung 15-60 menit dengan frekuensi latihan 3-5 kali perminggu untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Martuti, 2009). Kegiatan senam lansia sudah di lakukan di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo. Menurut instruktur senamnya, senam terdiri dari gerakan pemanasan, gerakan inti, dan gerakan pendinginan dan dilakukan pada satu sesi latihan. Gerakan terkontrol dan tidak ada perubahan posisi tubuh secara mendadak,senam di lakukan kurang lebih 30-60 menit. Namun senam hanya di lakukan seminggu sekali. Oleh karena itu pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah di UPT Panti Wredha Budhi Dharma masih perlu di buktikan.
Peningkatan tekanan darah (hipertensi) pada lansia dapat diimbangi dengan pola hidup sehat seperti, makan-makanan yang bergizi, istirahat cukup, manajemen stres yang positif dan rajin berolahraga. Pada mereka yang kurang bugar dan tidak aktif bergerak risiko mengalami tekanan darah tinggi meningkat 20% - 50% dibandingkan dengan mereka yang aktif dan bugar (Depkes RI, 2008). Jenis olahraga yang bisa dilakukan pada lansia antara lain adalah senam lansia. Berdasarkan konsep prinsip senam pada lansia pada dasarnya sama dengan prinsip olahraga pada umumnya yang terdiri dari pemanasan, gerakan inti dan pendinginan, yang membedakan adalah kaitan dengan reaksi tubuh yang lebih lamban pada lansia, oleh karena itu maka jangka waktu dan beban latihan harus di sesuaikan. Komponen senam lansia yang dilatih salah satunya yaitu ketahanan kardio pulmonal (jantung paru). Senam dengan frekuensi tiga kali seminggu terbukti melenturkan pembuluh darah (Depkes RI, 2007). Dari uraian tersebut di atas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka rumusan penelitian ini adalah:
Apakah ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengtahui pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tekanan darah pada lansia penderita hipertensi sebelum melakukan senam lansia.
b. Mengetahui tekanan darah pada lansia penderita hipertensi setelah melakukan senam lansia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Pengembangan wawasan penelitian dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Memperkuat konsep tentang pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai masukan bagi tenaga keperawatan untuk menyempurnakan kegiatan senam lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo.
Dapat menjadi bahan masukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya pada penderita hipertensi.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat di jadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
4. Bagi penderita Hipertensi di Panti Wreda Budhi Dharma
Memberikan informasi bagi penderita hipertensi dan keluarga agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini melihat pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta. Berdasarkan pengetahuan peneliti, belum pernah ada penelitian sejenis yang telah dilakukan. Adapun perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya terletak pada variabel, subjek, waktu dan tempat penelitian. Penelitian yang pernah dilakukan antara lain :
1. Thristyananingsih (2009) Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Daya Tahan Jantung Paru, Status Gizi dan Tekanan Darah Lansia Hipertensi di Posyandu Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya.
Variabel independen :Senam bugar lansia
Variabel dependen : daya tahan jantung paru, status gizi, tekanan darah.
Hasil : ada pengaruh senam bugar lansia terhadap peningkatan daya tahan jantung paru, status gizi dan penurunan tekanan darah lansia hipertensi.
Rancangan : Eksperimen dengan one group pretest postest designs
Persamaan : Subjek penelitian,desain penelitian,variabel tekanan darah.
Perbedaan : Variabel independen (senam lansia) dan lokasi serta tempat.
2. Sidang (2006) Pengaruh Olahraga Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Klub Jantung Sehat Bhumi Phala Kabupaten Temanggung.
Variabel independen : Olahraga
Variabel dependen : Penurunan tekanan darah
Hasil : Ada pengaruh olahraga terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Rancangan : Non randomized control group pretest postest
Persamaan : Variabel dependen (tekanan darah)
Perbedaan : Desain penelitian, variabel dependen (senam lansia), subjek penelitian, lokasi dan waktu penelitian.

3. Hikmaharidha (2011) Pengaruh Senam Tai Chi Terhadap Tekanan Darah Wanita Berusia 50 Tahun ke Atas.
Variabel independen: senam tai chi
Variabel dependen: tekanan darah
Hasil: ada pengaruh senam tai chi terhadap tekanan darah wanita berusia 50 tahun ke atas
Rancangan: observasional analitik cross sectional
Persamaan: variabel dependen (tekanan darah)

Perbedaan: variabel independen, metode penelitian design penelitian, sample atau subjek penelitian, lokasi dan waktu penelitian.

No comments:

Post a Comment